TEORI TERBENTUMNYA TATA SURYA
Tata
Surya menjadi kajian favorit penulis pribadi. Dalam mengkaji tata surya, kita
di ajak mempelajari banyak hal seperti bagaimana tata surya terbentuk dan juga
mempelajari anggota-anggota dalam tata surya. Nah melanjutkan artikel
sebelumnya yang membahas tentang Jagat Raya dan Galaksi, pada kesempatan kali
ini Zona Siswa akan mencoba menjabarkan tentang tata surya : teori terbentuknya
serta anggota-anggota tatasuray seperti matahari, planet, asteroid, meteor, dan
komet.
Jagat
raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi
tersebut yaitu galaksi bima sakti. Dalam galaksi bima sakti sendiri, terdapat
berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang
ada di dalam galaksi bima sakti. Matahari merupakan pusat tata surya kita.
Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya planet, asteroid, meteor dan
komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata surya.
A. Teori
Terjadinya Tata Surya
Bagaimana
Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini
terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai
sekarang pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun
demikan, terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya
sistem tata surya kita, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Teori
Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada
kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan
sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses pendinginan
kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan
lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi
semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian
menjadi matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet
beserta satelitnya.
- Teori
Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika
sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali
dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan
pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari
Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu
tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin,
bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu
menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
- Teori
Pasang
Teori ini juga didasarkan atas ide
benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet terbentuk langsung oleh gas
asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya.
Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya
bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori ini, ketika bintang
mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot
filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian
tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang
membentuk sebuah planet.
- Teori
Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh
seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang bernama Lyttleton (1930). Teori
ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu
dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan
menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi
bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang
mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
- Teori
Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata
Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan
gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring. Ketidakteraturan
dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar
berkumpul menjadi satu.
Sementara debu dan gas itu terus
berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling
berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat
di tengah awan berkembang menjadi matahari.
B. Anggota
Tata Surya
Seperti
yang telah kamu ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat
Tata Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor,
asteorid, komet, dan satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih
jelasnya, berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.
1) Matahari
Matahari adalah pusat Tata Surya. Ukuran
garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih besar dari Bumi. Sungguh besar,
bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk bintang yang
kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.
Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta
kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan astronomi (1 sa). Waktu
yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33 menit.
Matahari terdiri atas bagian inti dan
lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan fotosfera,
khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala
penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada
bagian terluar Matahari, berupa lidah api yang menyala-nyala.
Seperti halnya bintang lainnya, Matahari
mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat dahsyat. Pancaran energi
hasil reaksi nuklir pada bagian inti menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C.
Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa
panas, bukan? Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya
berupa
2) Planet
Planet merupakan benda angkasa yang
tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi
matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang
disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.
Dalam sistem tata surya terdapat delapan
planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri
atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus,
beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam
suatu sistem tata surya.
Berdasarkan
massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:
- Planet
Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus,
dan Neptunus.
- Planet
Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars.
Sedangkan
berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:
- Planet
Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke
matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau
lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan
kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan
Venus.
- Planet
Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke
matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya
berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam
kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sidang
Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU)
ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006
telah memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi
5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat
disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
- Berada
dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
- Mempunyai
berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid
supaya ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
- Merupakan
objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.
Planet
Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah
planet karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini
menunjukkan Pluto sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.
Berikut
ini beberapa karakteristik khas dari planet-planet dalam Tata Surya.
- Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat
dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di Merkurius sangat panas.
Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon mampu melelehkan timah yang
melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan Merkurius kurang lebih 57 juta
km. Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta km. Ukurannya hanya 27% dari
ukuran Bumi. Merkurius mengelilingi matahari (revolusi) memerlukan waktu 88
hari, sedangkan rotasinya memerlukan waktu 59 hari. Planet tersebut begitu
lambat berputar sehingga satu hari hampir sama lamanya dengan satu tahun di
Bumi.
- Venus
Venus adalah planet kedua setelah
Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang
lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet
ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu
yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu
rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan
matahari adalah 108.210.000 km.
- Bumi
Bumi merupakan planet yang berada pada
urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta
km. Periode revolusinya sekitar 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 23
jam 56 menit dengan arah barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu
beredar mengelilingi bumi, yaitu Bulan (The Moon).
- Mars
Planet Mars adalah planet terluar yang
paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang kita melihat sebuah ”bintang”
cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars atau planet merah. Namanya
berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini memiliki diameter kira-kira
6.800 km atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa rotasi Mars adalah 24 jam 37
menit dan masa revolusinya 687 hari. Mars memiliki dua buah satelit, yaitu
Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih rendah dibandingkan dengan temperatur di
Bumi.
- Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar yang ada
di dalam Tata Surya. Jika kita bayangkan Yupiter sebagai wadah, maka ia mampu
menampung sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding dengan
besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi. Planet ini lembek,
permukaannya hanya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan
yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki Yupiter, yaitu rotasi yang paling
cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa revolusinya membutuhkan waktu
yang sangat lama, yaitu 12 tahun.
- Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua
setelah Yupiter, diameternya sekitar 120.200 km. Periode rotasinya sekitar 10
jam 14 menit dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga
cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar,
Cincin Tengah, dan Cincin Dalam. Diameter Cincin Luar Planet Saturnus adalah
sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki
diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan Saturnus
dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus memiliki
atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak.
Planet ini memiliki satelit yang jumlahnya sekitar 11 satelit, di antaranya
Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
- Uranus
Planet Uranus memiliki diameter 49.000
km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84
tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet
lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar
matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfer
Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di luar batas atmosfer
Planet Uranus terdapat lima satelit yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel,
Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar
2.870 juta km. Seperti halnya dengan Yupiter dan Saturnus, planet ini pun
merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas. Planet Uranus
merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya sekitar satu meter terdiri atas
partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
- Neptunus
Kondisi di Neptunus tidak berbeda jauh
dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus juga besar, meskipun tidak
sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus mampu menampung 60
planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi
sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun 1984, para ahli
telah menduga bahwa Neptunus mempunyai cincin. Dugaan ini terbukti setelah
pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa
Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.
3) Asteroid
Asteroid merupakan planet berbatu yang
kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya
terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid yang
orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di
antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.
Sebagian besar kelompok asteroid
dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal
sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk
Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok
Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
4) Meteor
Ketika kita melihat sejenak ke langit
yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat lalu hilang.
Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan bagian dari
asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti
bola api.
Meteor yang jatuh terkadang sangat
banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi hujan meteor, jutaan
meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis
sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar
habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.
Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan
membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini
terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
5) Komet
Komet merupakan benda angkasa yang
terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-atom di udara. Ukurannya
dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil. Oleh
karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet adalah
ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa mencapai 100 juta km. Inti komet
disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es serta gas yang telah membeku.
Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor merupakan bagian dari komet, berasal
dari coma yang menyelimuti inti komet. Diameter coma bisa mencapai 100.000 km.
Referensi
: http://www.zonasiswa.com/2014/07/tata-surya-teori-terbentuknya-anggota.html
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus