PENGERTIAN AL-QUR’AN
Secara etimologi Alquran
berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti
mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara
terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada
Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam,
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut
para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama
yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampai- kan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi
sediki selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
Al-Qur’an menyajikan
tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan bukan saja
bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama
kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta
kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa
nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS.
Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS. As-Syu’ara:
192), Adz-Dzikir (QS. Al-Hijr: 1-9).
Ayat-ayat al-Quran yang
diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu dapat dibedakan antara ayat-ayat
yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah)
dengan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah.
Ayat-ayat yang tutun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut
ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah
ke Medinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah
Ciri-cirinya adalah :
1.
Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari
seluruh isi al-Quran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat
Madaniyah pada umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi
al-Quran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat.
2.
Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai
manusia) sedang ayat–ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallaziina
aamanu (hai orang-orang yang beriman).
3.
Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni
keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat
manusia di masa lalu, sedang ayat-ayat Madaniya memuat soal-soal hukum,
keadilan, masyarakat dan sebagainya.
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1.
Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia.
Petunjuk akidah ini berintikan keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan
kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
2.
Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia
dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup
manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
3.
Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus
diindahkan leh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun
kehidupan sosial.
4.
Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah
kaum Saba yang tidak mensyukuri karunia yang diberikan Allah, sehingga Allah
menghukum mereka dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti kebun yang
rusak itu dengan kebun lain yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit
rasanya.
5.
Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir
manusia yang disebut kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai dengan
peniupan sangkakala (terompet) oleh malaikat Israil. “ Apabila sangkakala
pertamaditiupkan, diangkatlah bumi dan gunung-gunung, la- lu keduanya
dibenturkan sekali bentur. Pada hari itulah terjadilah kiamat dan terbelahlah
langit...”. (Qs al-Haqqah (69) : 13-16.
6.
Benih dan Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7.
Hukum yang berlaku bagi alam semesta.
Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara
lain:
1.
Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya
2.
Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR.
Turmuzi)
3.
Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta
malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan
kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua
pahala (HR. Muslim).
4.
Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5.
Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an
sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1.
Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah
manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan.
Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu
Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2.
Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan
manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia
dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan
disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3.
Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal
manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial.
Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut
Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
Sedangkan
khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1.
Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2.
Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai
berikut:
·
Hukum munakahat (pernikahan).
·
Hukum faraid (waris).
·
Hukum jinayat (pidana).
·
Hukum hudud (hukuman).
·
Hukum jual-beli dan perjanjian.
·
Hukum tata Negara/kepemerintahan
·
Hukum makanan dan penyembelihan.
·
Hukum aqdiyah (pengadilan).
·
Hukum jihad (peperangan).
·
Hukum dauliyah (antarbangsa).
Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
1.
Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2.
Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3.
Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97;
3: 3; 5: 48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4.
Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan
buruk)
5.
Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6.
Sebagai pemberi kabar gembira
7.
Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52,
203, dll)
8.
Sebagai peringatan
9.
Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10. Sebagai pedoman hidup
(QS. 45: 20)
11. Sebagai pelajaran
Referensi
:
http://www.hikmatun.wordpress.com\pengertian
al-qur’an
http://www.google.com
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus