Kependudukan di Indonesia dengan
sub topik :
Kemiskinan
dan Keterbelakangan
Gambar
1.1 suatu keluarga mengalami keterbelakangan mental
Suatu keluarga
di Ponorogo Jawa Timur mengalami keterbelakangan mental. Selama ini mereka
tidak pernah tersentuh oleh bantuan.
“Lereng
Gunung Lumbang, desa Sumber Rejo, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo terdapat
sebuah keluarga yang 5 orang diantaranya mengalami keterbelakangan mental atau
idiot. Sumi dan Painah menjadi tulang
punggung keluarga ini. Tiap harinya Sumi merumput dipematang sawah, janda
berumur 42 tahun itu mengumpulkan rumput untuk pakan ternak milik tetangga yang
dipeliharanya, sementara Painah bertani atau mencari kayu bakar. Warga yang
perihatin melihat keluarga ini hanya bisa membantu ala kadarnya, termasuk
memberi bantuan kambing yang dipelihara didepan rumah mereka. Ironisnya keluarga
ini belum pernah dan luput dari perhatian pemerintah daerah maupun pusat. Mereka
tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.” Ungkap Dirgo Suryo
redaksi liputan 6 pagi melaporkan dari Ponorogo, Jawa Timur.
Terjadinya kekurangan gizi atau gizi buruk adalah karena faktor kemiskinan yang kian marak menyebar luas di setiap plosok Bangsa ini. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Gambar 1.2 anak-anak yang mengalami gizi buruk
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Seharusnya
pemerintah dapat bertindak cepat dalam menangani permasalahan ini, mungkin
dengan membuka lapangan kerja baru sehingga tinggkat pengangguran dapat
berkurang dan kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat terangkat sedikit
demi sedikit agar tidak terjadi kesenjangan social semakin drastis.
Referensi
:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus