Sabtu, 22 November 2014

ELEKTRO

TEKNIK ELEKTRO

Teknik Elektro adalah ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari sifat-sifat elektron atau sifat-sifat kelistrikan yang kemudian diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Berasal dari bahasa Inggris electrical engineering, yang bisa diartikan dengan teknik listrik.

Ilmu teknik elektro dulunya dibagi atas 2:
  1. Arus kuat, yang mempelajari listrik tegangan tinggi, serta
  2. Arus lemah, yang mempelajari listrik tegangan rendah.

Selain itu, ilmu teknik elektro dapat dibagi menjadi:
  1. Teknik elektrik, terutama mengenai sifat-sifat listrik dan pemanfaatan listrik dalam berbagai bidang.
  2. Teknik elektronika, terutama mengenai sifat-sifat elektron dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya pada bagian arus lemah, maka saat ini dibagi menjadi enam konsentrasi, yaitu:
  1. Teknik Tenaga Listrik (electric power engineering), yang dulunya merupakan konsentrasi arus kuat
  2. Teknik Elektronika (electronics engineering)
  3. Teknik Telekomunikasi (telecommunication engineering)
  4. Teknik Kendali atau Teknik Pengaturan (control engineering)
  5. Teknik Komputer (computer engineering)
  6. Teknik Biomedika (biomedics engineering) merupakan bidang multidisiplin yang melibatkan berbagai keahlian teknik, ilmu pengetahuan dan metoda teknologi untuk memecahkan masalah dalam biologi dan kedokteran, untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.


Referensi : http://indragp2009.wordpress.com/teknik-elektro/




RESISTOR


Ø  Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
            Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhudesah listrik, dan induktansi.
            Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Ø  Satuan
Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George Simon Ohm.)
Satuan yang digunakan prefix :
1.      Ohm = Ω
2.      Kilo Ohm = KΩ
3.      Mega Ohm = MΩ
·         KΩ = 1 000Ω
·         MΩ = 1 000 000Ω
Ø  Cara Menghitung Resistor
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

Ø  Fungsi Resistor
Resistor pada umumnya berfungsi sebagai penghambat arus listrik atau sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Resistor berfungsi sebagai pembagi arus
2. Resistor berfungsi Sebagai pembatas / pengatur arus
3. Resistor berfungsi Sebagai penurun tegangan
4. Resistor berfungsi Sebagai pembagi tegangan
5. Resistor berfungsi Sebagai penghambat aliran arus listrik.

Ø  Macam-macam Resistor
1.      Resistor tetap (Fixed Resistor)
Resistor tetap adalah komponen yang memiliki nilai tahanan yang tetap tidak dapat diubah-ubah, besarannya sudah ditetapkan oleh oabrik pembuatnya. Pada umumnya bentuk fisik dari resistor jenis ini bentuknya kecil, ada yang berbentuk bulat panjang, segi empat dan lain-lain.

2.      Resistor tidak tetap manual (Adjustable Manual Resistor)
Resistror jenis ini adalah resistor yang nilainya dapat diubah. Resistor ini juga dikenal dengan :
·         Potensiometer, yang dapat diubah dengan memutar gagangnya.
·         VR (Variable Resistor) atau disebut juga trimpot (trimeter potensio).


3.      Resistor tidak tetap otomat (Variable Resistor devices)
Resistor jenis ini bisa berubah nilainya secara otomatis. Bila terkena cahaya atau panas. Selama ini yang banyak kita jumpai adalah :NTC (Negative Temperature Cooficient) dan LDR (Light Dependence Resistor).sesuai dengan namanya maka resistor NTC bila terkena panas maka nilai hambatannya dapat berubah mengecil sedangkan LDR akan mengecil nilai hambatannya bila terkena cahaya.



Ø  Komposisi karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna dari harganya.
            Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan.
Selain itu, jika resistor menjadi lembap, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi yang tak dapat dikembalikan.Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
                                                        
Ø  Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v.

Ø  Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
            Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

Ø  Penandaan resistor
            Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
            Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

Ø  Membaca nilai resistor empat pita
Penandaan nilai resistor dengan menggunakan empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (lebih mudahnya adalah merupakan jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi dari harga resistansi. Kadang-kadang ditambahkan pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi seperti yang diterapkan pada resistor presisi tinggi seperti jenis metaloxide-film resistor atau yang biasa disebut dengan resistor metal-film. Sebagai contoh pembacaan nilai sebuah resistor yang memiliki pita warna :


Jingga-Putih-kuning-Perak

Cara membacanya adalah:
pita pertama (Band 1) jingga, mempunyai harga 3
pita kedua (Band 2) putih, mempunyai harga 9, sehingga keduanya dihitung sebagai 39.
Pita ketiga (Multiplier) kuning, mempunyai harga 104 yang berarti menambahkan empat nol dibelakang angka 39 menjadi 390000,
pita keempat (Tolerance) perak, merupakan kode untuk toleransi ±10%, Secara keseluruhan skema warna jingga-putih-kuning-perak memberikan nilai 390.000Ω pada keakuratan ±10%. Dibawah ini adalah tabel warna untuk skema empat warna yang dapat digunakan sebagai acuan.




Ø  Membaca nilai resistor lima pita
Penandaan nilai resistor dengan menggunakan lima pita digunakan pada resistor presisi tinggi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%). Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali (Mulitiplier), dan yang kelima adalah toleransi. Dibawah ini adalah tabel warna untuk skema lima warna yang dapat digunakan sebagai acuan.






Referensi :




AL-QUR'AN

PENGERTIAN AL-QUR’AN

Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampai- kan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sediki selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.

Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS. As-Syu’ara: 192), Adz-Dzikir (QS. Al-Hijr: 1-9).
Ayat-ayat al-Quran yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu dapat dibedakan antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah. Ayat-ayat yang tutun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah ke Medinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah

Ciri-cirinya adalah :
1.      Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat.
2.      Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai manusia) sedang ayat–ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallaziina aamanu (hai orang-orang yang beriman).
3.      Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat manusia di masa lalu, sedang ayat-ayat Madaniya memuat soal-soal hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.

Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1.      Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia. Petunjuk akidah ini berintikan keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
2.      Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
3.      Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan leh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
4.      Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah kaum Saba yang tidak mensyukuri karunia yang diberikan Allah, sehingga Allah menghukum mereka dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti kebun yang rusak itu dengan kebun lain yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit rasanya.
5.      Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir manusia yang disebut kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala (terompet) oleh malaikat Israil. “ Apabila sangkakala pertamaditiupkan, diangkatlah bumi dan gunung-gunung, la- lu keduanya dibenturkan sekali bentur. Pada hari itulah terjadilah kiamat dan terbelahlah langit...”. (Qs al-Haqqah (69) : 13-16.
6.      Benih dan Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7.      Hukum yang berlaku bagi alam semesta.

Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1.      Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
2.      Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
3.      Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4.      Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5.      Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1.      Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2.      Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3.      Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1.      Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2.      Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut:
·        Hukum munakahat (pernikahan).
·        Hukum faraid (waris).
·        Hukum jinayat (pidana).
·        Hukum hudud (hukuman).
·        Hukum jual-beli dan perjanjian.
·        Hukum tata Negara/kepemerintahan
·        Hukum makanan dan penyembelihan.
·        Hukum aqdiyah (pengadilan).
·        Hukum jihad (peperangan).
·        Hukum dauliyah (antarbangsa).

     Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
1.      Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2.      Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3.      Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4.      Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
5.      Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6.      Sebagai pemberi kabar gembira
7.      Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
8.      Sebagai peringatan
9.      Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10.  Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
11.  Sebagai pelajaran


Referensi :
http://www.hikmatun.wordpress.com\pengertian al-qur’an
http://www.google.com


Kamis, 20 November 2014

AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
  • Pengertian dan Fungsi AMDAL

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Pengertian AMDAL adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan. Sedangkan menurut PP No. 27 Tahun 1999, pengertian AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
          AMDAL ini merupakan analisis yang meliputi berbagai faktor yaitu faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh. Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut:
  • AMDAL berfungsi untuk menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya,
  • AMDAL berfungsi sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan
  • AMDAL berfungsi sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.


Referensi :
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-amdal-dan-fungsi-amdal.html


Kemiskinan dan Keterbelakangan


Kependudukan di Indonesia dengan sub topik :
Kemiskinan dan Keterbelakangan


Gambar 1.1 suatu keluarga mengalami keterbelakangan mental

Suatu keluarga di Ponorogo Jawa Timur mengalami keterbelakangan mental. Selama ini mereka tidak pernah tersentuh oleh bantuan.
“Lereng Gunung Lumbang, desa Sumber Rejo, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo terdapat sebuah keluarga yang 5 orang diantaranya mengalami keterbelakangan mental atau idiot.  Sumi dan Painah menjadi tulang punggung keluarga ini. Tiap harinya Sumi merumput dipematang sawah, janda berumur 42 tahun itu mengumpulkan rumput untuk pakan ternak milik tetangga yang dipeliharanya, sementara Painah bertani atau mencari kayu bakar. Warga yang perihatin melihat keluarga ini hanya bisa membantu ala kadarnya, termasuk memberi bantuan kambing yang dipelihara didepan rumah mereka. Ironisnya keluarga ini belum pernah dan luput dari perhatian pemerintah daerah maupun pusat. Mereka tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.” Ungkap Dirgo Suryo redaksi liputan 6 pagi melaporkan dari Ponorogo, Jawa Timur.

     Terjadinya kekurangan gizi atau gizi buruk adalah karena faktor kemiskinan yang kian marak menyebar luas di setiap plosok Bangsa ini. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.


Gambar 1.2 anak-anak yang mengalami gizi buruk

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Seharusnya pemerintah dapat bertindak cepat dalam menangani permasalahan ini, mungkin dengan membuka lapangan kerja baru sehingga tinggkat pengangguran dapat berkurang dan kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat terangkat sedikit demi sedikit agar tidak terjadi kesenjangan social semakin drastis.

Referensi :